A.
Judul

Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 2
Sukajaya dalam Pembelajaran Menulis Surat Resmi dengan Menggunakan Pendekatan
Kontekstual
B.
Penulis
Nama : Ade Juariah, S.Pd.SD
Jabatan : Guru Kelas VI SD Negeri
2 Sukajaya
No. Hp : 085221760834
C.
Abstrak
dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: Aktivitas dan Hasil
Belajar, Pembelajaran Menulis Surat Resmi, Pendekatan Kontekstual
Penelitian
ini bermula dari adanya kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran menulis
surat resmi pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya. Sebagian besar dari siswa
di kelas ini hasil belajarnya kurang mencapai harapan, yang disebabkan oleh
aktivitas belajar mereka kurang bermakna. Semua ini disadari guru lebih
disebabkan oleh pengelolaan KBM. Salah satu faktor yang diyakini telah memberi
dampak pada hal itu, yakni penggunaan pendekatan. Untuk mengatasi masalah
tersebut digunakan pendekatan kontekstual. Untuk mengetahui efektivitas
penggunaan pendekatan ini, maka dilakukan penelitian tindakan kelas. Siklus
perbaikan yang sudah ditempuh sebanyak dua siklus. Setelah dilakukan
serangkaian kegiatan yang telah direncanakan, hasilnya menunjukkan adanya
peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2
Sukajaya.
D.
Pendahuluan
- Latar Belakang Masalah
Proses
pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VI SD lebih kompleks
daripada di kelas sebelumnya. Untuk itu tentunya menuntut perhatian lebih dari
guru yang mengampu mata pelajaran ini. Salah satu dari rentetan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa pada kelas ini, adalah “Menulis surat resmi berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan
sistematika yang tepat dan bahasa baku” (Depdiknas, 2006:32). Memenuhi
kemampuan ini tidaklah mudah bagi sebagian besar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya. Hal ini
terbukti dari hasil unjuk kerja siswa banyak mengalami kesalahan, terutama
dalam memenuhi tuntutan indikator kemampuan menulis surat resmi dengan menggunakan bahasa baku. Dari 40 orang
siswa yang dinyatakan cukup mampu memenuhi tuntutan ini, adalah 11 orang siswa
atau mencapai 4,4%. Sementara itu selebihnya dari mereka (29 orang siswa
(96,4%)) dinyatakan kurang mampu.
|
Masalah
tersebut tidak baik jika terus dibiarkan. Selain akan menghambat perkembangan
kompetensi siswa dalam memenuhi tuntutan ini juga akan berdampak pada
pengembangan kompetensi menulis lainnya. Upaya untuk mengatasinya digunakan pendekatan
kontekstual . Tepat atau tidaknya perlakuan (treatement) ini untuk
mengatasi masalah tersebut tentunya perlu dibuktikan. Atas dasar itu yang telah
mendorong kepada penulis untuk melakukan perbaikan pembelajaran ini melalui
prosedur penelitian tindakan kelas (action research classroom).
- Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil refleksi awal terhadap aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran
menulis surat resmi , diperoleh adanya permasalahan sebagai berikut.
1.
Aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Sukajaya
pada saat mengikuti proses pembelajaran menulis surat resmi , belum menunjukkan
aktivitas belajar yang diharapkan, yakni siswa belajar secara aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
2.
Sebagain besar siswa kelas V SD Negeri 2 Sukajaya,
hasil belajarnya dalam pembelajaran menulis surat resmi kurang mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang telah ditentukan sekolah.
3.
Guru kurang memfasilitasi, memotivasi, membimbing,
dan mengarahkan siswa pada proses belajar yang diharapkan. Kondisi seperti ini
lebih disebabkan oleh kebiasaan pengelolaan pembelajaran lebih ditujukan pada
tercapainya target penyajian materi ajar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Pengelolaan pembelajaran secara kontekstual, masih belum diberdayakan secara
fungsional.
4.
Pemahaman guru terhadap pengelolaan proses
pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan kontekstual, masih rendah.
- Cara Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi setiap permasalahan di atas, tidak
ada cara lain kecuali pembelajaran menulis surat resmi di kelas V SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis harus dikelola berdasarkan pendekatan kontekstual.
Tentunya untuk itu, guru harus menguasainya, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, hingga upaya menindaklanjuti hasilnya secara profesional.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran
yang ditujukan agar siswa mengalami sendiri proses yang diinginkan dalam
pembelajaran menulis surat resmi . Bermula dari belajar mengonstruksi, bertanya,
meniru model, hingga belajar bersama dalam kelompok kecil, siswa akan beroleh suatu
kemampuan dalam memenuhi setiap tuntutan. Langkah selanjutnya, siswa belajar
merefleksi sendiri apakah setiap tuntutan yang diinginkan dalam pembelajaran
sudah dapat dipenuhinya dengan baik atau belum. Di akhir kegiatan pembelajaran,
dilakukan kegiatan penilaian authentic
(penilaian nyata), yang ditujukan untuk mengetahui perubahan kemampuan siswa
dalam memenuhi tuntutan pembelajaran setelah digunakan pendekatan kontekstual.
Penggunaan pendekatan kontekstual guna mencapai
tujuan di atas, tentunya tidak serta merta dalam satu kali pertemuan akan
membawa pada perubahan yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran menulis surat resmi . Oleh karena itu, penerapannya
direncanakan dalam dua atau tiga siklus, hingga diperoleh suatu kondisi yang
diharapkan. Besar harapan melalui upaya ini, diperoleh suatu perubahan ke sisi
positif, baik terhadap kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran
maupun pada sisi siswa dalam memenuhi setiap tuntutan.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi
masalah, dan cara
pemecahan masalah di atas, apa yang menjadi pokok masalah penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana langkah-langkah menggunakan
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis surat resmi agar dapat mengantarkan siswa kelas VI SD
Negeri 2 Sukajaya pada tujuan yang diinginkan?
2. Apakah ada peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat
resmi setelah digunakan pendekatan
kontekstual?
- Tujuan Penelitian
Seca
umum, penelitian ini ditujukan untuk memperbaiki kinerja guru dan siswa kelas V
SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat resmi . Adapun tujuan
secara khususnya, yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. langkah-langkah menggunakan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran menulis surat resmi agar dapat mengantarkan siswa kelas VI SD
Negeri 2 Sukajaya pada tujuan yang diinginkan;
2. peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat
resmi setelah digunakan pendekatan
kontekstual.
- Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, baik bagi guru dan siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya, maupun
pihak lain yang terlibat secara langsung atau tidak langsung, lebih kurangnya
sebagai berikut.
1. Secara Teoretis
Secara teoteris, guru pelaksana tindakan, guru yang bertugas sebagai pengamat, dan siswa
kelas VI SD Negeri 2
Sukajaya akan memperoleh pengetahuan baru terkait dengan keterlibatannya
masing-masing dalam pembelajaran menulis berdasarkan tuntutan pendekatan
kontekstual.
2. Secara Praktis
Secara
praktis, guru pelaksana
tindakan, guru yang bertugas sebagai pengamat, dan siswa kelas
VI SD Negeri 2 Sukajaya
akan memperoleh pengalaman yang bersifat implementatif dalam memperbaiki
proses pembelajaran menulis
surat resmi yang telah lalu berdasarkan ketentuan pendekatan
kontekstual melalui prosedur penelitian tindakan kelas.
- Kajian Teori, Kerangka Pikir, dan Hipotesis Tindakan
1. Hakikat
Pembelajaran Menulis di Kelas VI SD Berdasarkan
Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
Hakikat pembelajaran menulis adalah belajar menuangkan ide atau gagasan
secara tertulis dengan memperhatikan kaidah tata tertib menulis, baik dari segi
kebahasaan maupun ragam tulisan yang diinginkan (Akhadiah, 1999:34). Tuntutan
tersebut wajib dipenuhi oleh siapa pun penulisnya, tidak terkecuali peserta
didik di kelas VI
SD Negeri 2 Sukajaya. Pembelajaran menulis berdasarkan
tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia kelas
VI SD
berorientasi pada setiap Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar (SK-KD) yang telah dirumuskan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Salah satu kompetensi dasar dari standar kompetensi
menulis yang harus dikuasai siswa kelas
ini tertulis berikut “Mengungkapkan pikiran dan informasi secara
tertulis dalam bentuk naskah pidato dan surat resmi (standar kompeten)” dan “Menulis surat resmi dengan memperhatikan
pilihan kata sesuai dengan orang yang dituju (kompetensi dasar)”. Tuntutan tersebut harus dipenuhi siswa pada semester 2.
2. Hakikat
Menulis Surat Resmi
Menurut Suriatmaja (2007) ”Surat resmi ada yang bersifat resmi dan ada pula yang
tidak resmi. Surat resmi yang bersifat
resmi, seperti surat yang ditunjukan kepada intansi tertentu, dan sejenisnya”.
1)
Surat
resmi maupun kegiatan surat-menyurat pada dasarnya harus menghindari
bentuk-bentuk kesalahan berbahasa, seperti: kesalahan pemakaian huruf,
kesalahan penulisan kata, dan kesalahan pemakaian tanda baca. Penulisan surat
resmi semestinya cenderung menggunakan bentuk surat resmi Indonesia baru dan
bentuk luruh penuh. Hal ini mengacua pada kelaziman pemakaian kedua bentuk
surat tersebut dalam tata persuratan.
2)
Kesalahan
bahasa surat yang sering terjadi dalam penulisan surat resmi antara lain: a)
kesalahan bentuk dan pilihan kata, b) kesalahan penggunaan kalimat surat, c)
kesalahan pelesapan salah satu fungsi kalimat dan d) kesalahan penulisan kata
kerja (kata dasar maupun kata berimbuhan).
3)
Penggunaan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam penulisan surat resmi semestinya
memperhatikan aspek pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca
agar terhindar dari kesalahan-kesalahan. Hal ini penting mengingat
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam surat resmi akan dapat memberi persepsi
yang negatif tentang pengirim surat.
3. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam
konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status
apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menhadari bahwa apa
yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat
untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk meggapinya.
Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan
beberapa hal sebagai berikut: 1) mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari
oleh siswa, 2) memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses
pengkajian secara seksama, 3) mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal
siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaiykan dengan konsep atau teori yang
akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual, 4) merancang pengajaran dengan
mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan
pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka, 5) melaksanakan
penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan
refeksi terhadap rencana pembelajaran dan pelaksanaannya.
Menurut Depdiknas untuk penerapannya,
pendekatan kontektual (CTL) memiliki tujuah komponen utama, yaitu
konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning),
masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (modeling),
refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic).
Adapaun tujuh komponen tersebut sebagai berikut.
1)
Konstruktivisme
(Constructivism)
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir
CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat
pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri
aktif secara mental mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur
pengetahuanyang dimilikinya.
2)
Menemukan
(Inquiry)
Menemukan merupakan bagaian inti dari
kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual Kegiatan menemukan merupakan sebuah
siklus yang terdiri dari observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan
data, penyimpulan.
3)
Bertanya
(Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu
dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis
kontekstual.
4)
Masyarakat
Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil
pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar
diperolah dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke
yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua
kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.
5)
Pemodelan
(Modeling)
Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang
dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar
dan malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam
pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang
dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.
6)
Refleksi
(Reflection)
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon
tentang apa yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah
dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu
sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang
apa yang diperoleh hari itu.
7)
Penilaian
yang Sebenarnya ( Authentic Assessment)
Fokus penilaian adalah pada penyelesaian
tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses
maupun hasil.
- Kerangka Berpikir
Agar proses
pembelajaran menulis surat resmi berdasarkan langkah-langkah pendekatan
kontesktual dapat berlangsung dengan baik, harus didukung oleh perencanaan yang
matang. Demikian pun dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak boleh keluar dari
prosedur KBM yang telah direncanakan. Hal yang tidak kalah pentingnya dari itu
adalah mengevaluasi kemampuan siswa, sesuai dengan teknik penilaian yang telah
direncanakan. Hasilnya, bukan saja dijadikan tolok ukur untuk melihat
peningkatan siswa dari segi kompetensinya tetapi juga sebagai umpan balik untuk
tindakan ke depan. Dalam kaitannya
dengan upaya tersebut, Dunkin dan Bidlle (dalam Suherli, 2001: 69) mengemukakan
“Apabila guru bermaksud ingin memperbaiki proses dan hasil pembelajaran, maka
dapat menempuh alur penelitian tindakan reflektif”. Mengenai alur tersebut,
Dunkin dan Bidlle (dalam Suherli, 2001: 69) menggambarkan seperti pada bagan
berikut.
Variabel Input Variabel
Proses Variabel Output
![]() |
- Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
masalah, kajian teori, dan kerangka pikir di atas, hipotesis tindakan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat resmi
meningkat setelah digunakan pendekatan kontekstual”.
E. Metodologi
Penelitian
- Subjek Penelitian
Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis pada tahun pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 37 orang.
- Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan
penelitian ini mengikuti jadwal rutin mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas
VI SD Negeri 2 Sukajaya pada semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. Waktu yang
diperlukan untuk berlangsungnya penelitian ini selama dua minggu pada bulan
Maret. Minggu pertama digunakan untuk siklus I., sedangkan minggu kedua digunakan
untuk silus II.
Tempat
berlangsungnya penelitian ini di kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis.
- Metode Penelitian
Heryadi (2008:41) menyatakan
metode penelitian adalah cara melaksanakan penelitian yang telah direncanakan berdasarkan
pendekatan yang dianut. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dalam
penelitian ini digunakan metode penelitan tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu perbaikan
pengelolaan proses pembelajaran, dengan prosedur menempuh empat tahapan
berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi/pengamatan, dan (4)
refleksi.
d.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
penelirtian ini adalah tes, observasi, wawancara dan diskusi.
- Tes dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar yang menunjukkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis surat resmi.
- Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas belajar siswa dalam menulis surat resmi dan aktivitas melalui model pembelajaran konstektual.
- Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang penggunaan model pembelajaran konstektual.
e. Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: (1) pedoman observasi; (2) RPP; (3) pedoman tes; (4) pedoman wawancara.
f. Sumber
Data Penelitian
Sumber data peneltian
ini adalah pembelajaran
menulis surat resmi di kelas kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya
dengan menggunakan pendekatan kontekstual, yang dilaksanakan
dalam dua siklus.
g. Desain
Penelitian
Menurut Heryadi (2008 : 58) proses penelitian tindakan kelas terjadi dalam beberapa siklus kegiatan, yang setiap siklusnya meliputi
tahapan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action),
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation),
melakukan refleksi (reflection), dan seterusnya samapai dicapai kualitas
pembelajaran dan hasil belajar yang diinginkan.
Desain
yang digunakan dalam penelitian ini, sebagaimana digambarkan Heryadi (2008 : 65)
berikut.
h. Pengolahan
dan Analisis Data
Setelah selesai
penelitian dilaksanakan penulis akan mengolah data dan menganalisis data
penelitian. Dalam mengolah data penelitian akan mengacu pada kriteria penilaian
yang berlaku saat ini. Penulis menganalisis data penelitian ini dengan
mempresentasikan hash belajar dan hasil proses belajar siswa.
Langkah-langkah mengolah
dan menganalisis data penelitian ini adalah:
- Mengklasifikasikan data
- Mengkoding data
- Menganalisis dan mepresentasikan data
- Menafsirkan data
- Menjelaskan dan membuat kesimpulan
Penulis memberikan
penilaian pada proses belajar siswa dengan menggunakan kriteria penilaian sebagai
berikut.
No.
|
Kriteria Penilaian
|
Skor
|
Bobot
|
1
|
Keaktifan
a. sangat aktif
b. cukupaktif
c. kurangaktif
d. tidakaktif
|
4
3
2
1
|
5
|
2
|
Kesungguhan
a. sangat bersungguh-sungguh
b. cukup bersungguh-sungguh
c. kurang bersungguh-sungguh
d. tidak bersungguh-sungguh
|
4
3
2
1
|
5
|
3
|
Partisipasi
a. sangat berpartisipasi
b. cukup bertartisipasi
c. kurang bertartisipasi
d. tidak bertartisipasi
|
4
3
2
1
|
5
|
Skor maksimum = 60
Nilai perolehan =
skor perolehan (skor x bobot)
Skor Maksimum
Keterangan :
0 - 71 : Cukup baik
72 - 85 : Baik
86 - 100 : Sangat baik
Untuk penilaian pada
hasil belajar menulis surat resmi siswa,
penulis menggunakan kriteria penilaian sebagal berikut.
No.
|
Kriteria Penilaian
|
Skor
|
Bobot
|
1
|
Kelengkapan struktur surat resmi
a. lengkap
b. kurang Iengkap
c. tidak Iengkap
|
3
2
1
|
3
|
2
|
Keefektifan kalimat
a efektif
b kurang efektif
c tidak efektif
|
3
2
1
|
3
|
3
|
Pilihan kata
a. tepat
b. kurang tepat
c. Tidak tepat
|
3
2
1
|
3
|
4
|
tata tulis/ejaan
1) tepat
2) kurang tepat
3) tidak tepat
|
3
2
1
|
3
|
Skor maksimum = 60
Nilai perolehan = skor perolehan (skor x bobot)
Skor Maksimum
Keterangan :
0 - 71 : Cukup baik
72 - 85 : baik
86 – 100 : sangat baik
F. Hasil
Penelitian dan Pembahasan
a. Hasil
Penelitian
a) Deskripsi
Siklus I
1. Perencanaan
Tindakan
Adapun rincian kegiatan yang ditempuh selama
itu, sebagai berikut.
1)
Guru
pelaksana tindakan dan rekan sejawat melakukan analisis terhadap kurikulum
untuk megetahui lebih jelas tuntutan kompetensi dasar dan indikator hasil
belajar yang menjadi target minimal capaian pembelajaran menulis surat resmi
pada semester 2.
2)
Guru
pelaksana tindakan dan rekan sejawat menyusun instrumen yang diperlukan dalam
pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
Instrumen dimaksud, antara lain:
(1) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual untuk siklus I;
(2) lembar kerja siswa;
(3) lembar soal dan lembar jawaban;
(4) lembar observasi untuk menilai
aktivitas guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal, berlangsung selama 15 menit. Mengawali
kegiatan pembelajaran menulis surat resmi, guru mengadakan apersepsi dengan
cara mengingatkan siswa pada materi ajar yang telah dipelajari sebelumnya.
Untuk mengetahui daya ingat siswa terhadap materi ajar tersebut, guru
mengajukan pertanyaan berikut “Siapa di antara kalian yang masih mengingat
sistematika surat resmi?”. Salah seorang siswa yang duduk paling depan
mengangkat tangannya, tandanya ia ingin memberikan jawaban. Silakan Sri, kata
Pak guru. Sri memberi jawaban sebagai berikut “Surat resmi terdiri atas: (1)
kepala surat; (2) tanggal surat; (3) nomor surat; (4) lampiran surat; (5) hal
surat; (6) sifat surat; (7) alamat; (8) salam dan kalimat pembuka; (9) isi
surat; dan (10) tembusan surat”. Benar sekali jawabanmu, Sri. Beri tepuk tangan
yang meriah agar suasana belajar lebih bergairah, kata Bu guru. Seluruh siswa
bertepuk tangan sebagai tanda penghargaan kepada Sri dan guna memotivasi diri.
Selesai kegiatan apersepsi, guru menjelaskan tujuan
yang harus dicapai dan cara untuk mencapainya. Pusat perhatian seluruh siswa
tertuju pada penjelasan guru. Mengakhiri kegiatan awal, guru memotivasi siswa
dengan pesan-pesan berikut “Siapa saja yang belajar dengan giat dan
sungguh-sungguh, ia akan berhasil mencapai tujuan. Oleh karena itu, marilah
kita belajar meresfon isi pesan ini dengan sebaik-baiknya”
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti, berlangsung selama 45
menit. Mengawali kegiatan inti, guru membentuk beberapa kelompok kecil yang
terdiri atas 4 orang siswa. Setelah kelompok yang diharapkan terbentuk, guru
memberikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat contoh atau pemetaan surat resmi
yang ditandai dengan beberapa nomor. Hal ini sengaja dilakukan guru agar siswa
belajar mengonstruksi bagian-bagian surat resmi.
Tampak,
seluruh perhatian siswa pada contoh tersebut. Dalam pada itu, siswa mendapat
instruksi dari guru agar menentukan nomor-nomor tersebut berarti apa dalam
bagian surat resmi. Upaya ini cukup berhasil membangun pemahaman awal siswa
terhadap bagian-bagian surat resmi.
Selain
itu, dapat dinyatakan pula bahwa siswa sedang belajar memecahkan masalah
sebagai tahap awal dalam proses berinkuiri.
Kepada
seluruh siswa guru memberi kesempatan untuk bertanya atau saling bertanya
jawab.
Selesai
kegiatan mengonstruksi, inkuiri, dan tanya jawab, guru memperlihatkan
contoh-contoh surat resmi. Proses belajar siswa dari contoh-contoh tersebut
cukup menambah pemahamannya terhadap surat resmi yang benar. Hal ini terbukti
pada saat siswa dituntut untuk merefleksi surat resmi yang belum benar,
sebagian besar mampu memperbaikinya. Dengan demikian, secara tidak terasa oleh
siswa sebenarnya mereka sedang dalam konteks penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).
3) Kegiatan Akhir
Tiba dipenghujung akhir pembelajaran menulis surat resmi,
guru dan siswa bersinergi menempuh langkah-langkah berikut. Guru dan siswa
bersama-sama mengambil simpulan dari apa yang baru saja dipelajari. Untuk lebih
memahamkan siswa pada materi ajar, guru memberikan bahan penugasan untuk
diselesaikan secara individu, di rumah. Kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung
selama 10 menit. Waktu yang tersisa dari keseluruhan, lebih kurang 20 menit.
Hal ini sengaja untuk digunakan mengevaluasi kemampuan siswa. Evaluasi pun berlangsung dengan tertib,
tentunya karena adanya pengawasan secara ketat dari guru. Mengakhiri kegiatan
pembelajaran menulis surat resmi pada siklus I, guru dan siswa menutupnya
dengan do’a.
3. Observasi dan Hasil Evaluasi Siklus I
Selama kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi
sedang berlangsung, rekan sejawat mengadakan observasi terhadap aktivitas guru
dan siswa. Selain itu, juga diperoleh hasil evaluasi siklus I. Adapun rincian
hasil observasi dan evaluasi siklus I, sebagai berikut.
1)
Aktivitas
guru dalam kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menggunakan
pendekatan kontekstual pada siklus I,
masih tergolong rendah dengan perolehan skor 27 atau 61,36%, sedangkan skor
idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas
dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa mengenai proses belajar
berdasarkan langkah-langkah pendekatan kontekstual .
2)
Aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menggunakan
pendekatan kontekstual pada siklus I,
seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 1
Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
No.
|
Nama
Siswa
|
Aktivitas Belajar
|
Jumlah
|
Nilai
|
||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
||||
1
|
Agung Surya
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.33
|
2
|
Ai Yuningsih
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
12
|
7.5
|
3
|
Amirudin
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
4
|
Apan Nurjamil
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
5
|
Dadan Ramdani
|
2
|
3
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
6
|
Dede Muis
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
7
|
Dede. S. H
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
8
|
Ela Atmia P
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
9
|
Fitri Handayani
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
10.
|
Isep Rizki P
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
11.
|
Mamat Sandi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
12.
|
Nana Noviana
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
13.
|
Nurhalimah
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
14.
|
Rahmat Iskandar
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
15.
|
Neni Nurlela
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
16.
|
Risa Mulyana
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
17.
|
Rosalina
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
18.
|
Sumarsih
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
19.
|
Taufikurohman
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
1
|
1
|
12
|
7.5
|
20.
|
Yudistira
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
21.
|
Reza Mulyana
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
22.
|
Desi Desmayanti
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
23.
|
Suryadi
|
2
|
3
|
3
|
2
|
1
|
2
|
1
|
14
|
8.75
|
24.
|
Sri Handayani
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
1
|
11
|
6.9
|
25.
|
Sri Susanti
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
26.
|
Tian Maulana
|
2
|
2
|
3
|
1
|
2
|
1
|
1
|
12
|
7.5
|
27.
|
Tri Puji Lestari
|
1
|
4
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
15
|
9.38
|
28.
|
Tuti Nurhayati
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
29.
|
Wartikah
|
2
|
1
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
30.
|
Yani Suryani
|
1
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
31.
|
Zulfa Alawiyah
|
2
|
1
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
388
|
242,58
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
12.52
|
7.83
|
Keterangan:
A : Belajar Mengonstruksi
B : Belajar Berinkuiri
C : Belajar Bertanya
D : Belajar Bekerjasama
E : Belajar dari Model
F : Belajar Merefleksi
G:
Belajar Authenthic Assessment
Perolehan nilai
rata-rata proses belajar pada siklus satu adalah 7.83. Siswa yang mendapat
nilai 6.9 ada satu orang (3.23%), siswa yang mendapat nilai 7.5 ada 17 orang
(54.83%), siswa yang menda[at nilai 8.13 ada 10 orang (32,26%), siswa yang
mendapat nilai 8.75 ada 2 orang (6.45%), siswa yang mendapat nilai 9.38 ada 1
orang (3.23%). Selanjutnya perlu penulis jabarkan pula perolehan nilai hasil
belajar siswa pada siklus satu pada tabel berikut ini.
3)
Hasil
belajar siswa yang diperoleh melalui evaluasi pembelajaran menulis surat resmi
dengan menggunakan pendekatan kontekstual
pada siklus I, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 2
Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No.
|
Nama
Siswa
|
Kriteria Penilaian
|
Jmlh
|
Nilai
Akhir
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||||
1
|
Agung Surya R
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
2
|
Ai Yuningsih
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
3
|
Amirudin
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
4
|
Apan Nurjamil
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
5
|
Dadan Ramdani
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
6
|
Dede Muis
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
7
|
Dede. S. H
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
8
|
Ela Atmia P
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
9
|
Fitri Handayani
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
10.
|
Isep Rizki P
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
11.
|
Mamat Sandi
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
12.
|
Nina Noviana
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
13.
|
Nurhalimah
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
14.
|
Rahmat Iskandar
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
15.
|
Reni Nurlela
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
16.
|
Risa Mulyana
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
17.
|
Rosalina
|
3
|
1
|
2
|
2
|
40
|
6,67
|
18.
|
Sumarsih
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
19.
|
Taufikurohman
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
20.
|
Yudistira
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
21.
|
Reza Mulyana
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
22.
|
Desi Desmayanti
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
23.
|
Suryadi
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
24.
|
Sri Handayani
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
25.
|
Sri Susanti
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
26.
|
Tian Maulana
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
27.
|
Tri Puji Lestari
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
28.
|
Tuti Nurhayati
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
29.
|
Wartikah
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
30.
|
Yani Suryani
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
31.
|
Zulfa Alawiyah
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
Jumlah
|
465
|
365
|
295
|
295
|
|
236,6
|
|
Rata-rata
|
15
|
11,78
|
9,52
|
9,52
|
|
7,63
|
Keterangan:
A: Memahami surat resmi dengan bahasa yang
baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.
B: Menulis
surat resmi dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan
ejaan.
C: Mencatat
informasi penting yang terdapat dalam surat resmi dengan bahasa yang baik dan
benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.
D: Kejelasan
surat resmi yang ditulis
Skor 1:
kurang
Skor 2:
Sedang
Skor 3:
Baik
Perolehan nilai
rata-rata hasil belajar siswa pada siklus satu adalah 7.63. Siswa yang mendapat
nilai 6.67 ada 8 orang (25.81%), siswa yang mendapat nilai 7.5 ada 11 orang
(35.48%), siswa yang mendapat nilai 8.33 ada 11 orang (35.48%), siswa yang
mendapat nilai 9.17 ada 1 orang (3.23%).
4. Refleksi dan Perencanaan Ulang
Adapun
keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I, sebagai berikut.
1)
Guru
belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran kontekstual. Hal ini diperoleh dari hasil observasi
terhadap aktivitas guru dalam PBM mencapai
61,36%.
2)
Sebagian
siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar berdasarkan langkah-langkah
pendekatan kontekstual . Mereka merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal
ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM hanya
mencapai rata-rata nilai 7,83.
3) Hasil
evaluasi pada siklus I mencapai rata-rata nilai 7,63.
4) Masih
ada kelompok yang belum bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah
ditentukan. Hal ini karena anggota kelompok tersebut kurang serius
dalam belajar.
5) Masih
ada kelompok yang kurang mampu dalam mempresentasikan hasil kegiatan kelompok.
Untuk
memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada
siklus I, maka pada pelaksanaan siklus 2 dapat dibuat perencanaan sebagai
berikut.
1)
Memberikan
motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan
pembelajaran.
2)
Lebih
intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3)
Memberi
pengakuan atau penghargaan (reward).
b) Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Sama
halnya dengan langkah-langkah yang ditempuh pada tahap menyusun rencana
tindakan (planning) siklus I, pada
siklus II pun guru dan penulis terlibat dalam kegiatan seperti rincian berikut.
1)
Guru
pelaksana tindakan dan rekan sejawat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual untuk siklus II. Bahan pertimbangan dalam
tahap ini adalah hasil refleksi siklus I. Sehingga, pada komponen kegiatan
belajar mengajar terdapat perbedaan dengan siklus I, yakni akan dilakukan
kegiatan:
(1) memotivasi kelompok agar lebih aktif
lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran;
(2) membimbing secara intensif siswa
mengalami kesulitan;
(3) memberi pengakuan atau penghargaan (reward).
2)
Guru
pelaksana tindakan dan rekan sejawat menyusun instrumen yang diperlukan dalam
pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual siklus II. Instrumen dimaksud, antara lain:
(1) lembar kerja siswa;
(2) lembar soal dan lembar jawaban;
(3) lembar observasi untuk menilai
aktivitas guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan (acting) siklus II merupakan implementasi
kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan
kontekstual pada siklus II, sesuai
dengan rencana. Adapun deskripsi rincian dari kegiatan tersebut dapat
diilustrasikan sebagai berikut.
1) Kegiatan Awal
Aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan awal berlangsung selama 17
menit. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan cara mengajak siswa untuk
mengingat kembali materi ajar yang telah dipelajarinya pada siklus I. Seluruh
siswa tampak memenuhi ajakan guru. Bahkan, ada beberapa orang siswa yang
berkomunikasi langsung dengan guru. Siswa dimaksud, yaitu Dede Muis, Fitri
Handayani, Rahmat Iskandar, Reza Mulyana, Suryadi, dan Tri Puji Lestari. Mereka
mengomunikasikan ingatannya tanpa ada kesalahan sedikit pun. Oleh karena itu,
guru memberikan pujian yang baik kepada mereka.
Setelah mengadakan
apersepsi, guru menjelaskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa dan cara
belajar untuk mencapainya. Adapun ilustrasi penyampaian guru kepada siswa,
seperti dikutip berikut “Anak-anak pada hari ini kalian memasuki pembelajaran
menulis surat resmi siklus II. Ibu berharap kepada kalian, semoga berhasil
mencapai tujuan tujuan yang diharapkan. Agar berhasil mencapainya, kalian
hendaknya bersungguh-sungguh dalam mengikuti tahapan belajar yang sebenarnya.
Sebelum itu, Ibu ingin bertanya kepada kalian “sanggupkah untuk itu?” Seluruh
siswa menjawab “sanggup Bu.” Tanpa membuang waktu, guru menginstruksikan kepada
seluruh siswa supaya segera membentuk kelompok belajar seperti pada
pembelajaran yang telah lalu (siklus I). Dalam waktu lebih kurang 5 menit,
kelompok belajar yang diharapkan sudah terbentuk. Di bawah komando guru,
seluruh siswa berdoa dengan khusu. Selesai berdoa, guru menutup kegiatan awal
dengan satu pesan berikut “Siapa yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan,
yakinlah ia tidak akan merugi, dan bahkan percayalah “Tuhan Yang Maha Kuasa
pasti akan menunjukkan ke jalan yang diridhoi-Nya, amin”. Seluruh siswa tampak tersugesti oleh ungkapan
bertuah ini.
2) Kegiatan Inti
Mengawali kegiatan inti, guru menebar pandangan kepada seluruh siswa.
Setelah merasa yakin bahwa seluruh siswanya berkonsentrsi ke depan, barulah
guru menjelaskan materi ajar yang meliputi arti surat dinas, bagian-bagian surat
resmi, dan contoh-contoh surat resmi yang kurang benar dan sudah benar. Dalam
pada itu, tampak tidak ada seorang siswa pun yang kurang memperhatikan. Upaya ini berhasil membangun pemahaman awal
seluruh siswa. Ini yang dimaksud dengan
tahap mengonstruksi pada tahap awal pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan
pendekatan kontekstual. Siswa belajar mengonstruksi materi ajar secara
bertahap, yaitu mulai dari hal yang sederhana menuju ke hal yang kompleks dan
rumit.
Selesai kegiatan mengonstruksi, guru
memberikan problem yang harus dipecahkan siswa secara berkelompok. Problem
dimaksud, tidak lain persoalan yang tertuang pada lembar kerja siswa, yaitu surat
resmi yang tidak benar. Siswa dituntut untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan
memperbaikinya hingga memenuhi kriteria surat resmi yang benar. Setelah
dinyatakan mampu menemukan masalah dan memecahkannya dengan benar, guru
mengajak seluruh untuk mempelajari model surat resmi yang ditulis salah seorang
siswa di kelas itu. Cobalah refleksilah, apa bedanya model tersebut dengan surat
resmi yang ditulis oleh kalian. Demikian instruksi guru kepada siswa saat
belajar merefleksi surat resmi yang tempo hari ditulisnya. Hasil refleksi siswa
kemudian dikumpulkan untuk dijadikan bahan penilaian authentic oleh guru.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir berlangsung selama 35 menit. Langkah-langkah yang
ditempuh oleh guru dan siswa tidak jauh berbeda dengan siklus I. mengawali
kegiatan akhir, guru berusaha memahamkan siswa dengan cara memberi simpulan
materi ajar yang telah dipelajari. Seluruh siswa menuliskan simpulan tersebut
di buku catatan hariannya dengan tertib. Mengakhiri kegiatan akhir, guru
mengadakan evaluasi terhadap kemampuan siswa.
Pelaksanaan kegiatan evaluasi pun berlangsung dengan tertib. Akhirnya
guru dan siswa menutup pembelajaran dengan do’a.
Guna melengkapi hasil observasi di atas, berikut ini
disakikan hasil wawancara rekan sejawat dengan guru dan siswa dengan tujuan
untuk memperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut.
(1) Guru merasa sangat puas atas hasil upayanya yang telah mampu mengubah
cara belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
(2) Guru merasa sangat puas atas hasil upayanya telah membawa siswa pada
perubahan proses belajar yang sebenarnya.
(3) Guru merasa sangat yakin kepada para siswanya akan mengalami perubahan
kemampuan setelah menempuh tahapan-tahapan pembelajaran kontekstual.
(4)
Siswa
merasa sangat senang pada cara belajar yang baru saja ditempuhnya di siklus II.
(5)
Siswa
telah memperoleh pengalaman lebih menarik yang sebelumnya tidak demikian, baik
pada saat belajar mengonstruksi, berinkuri, bertanya jawab, belajar meniru
model, belajar bekerja sama, belajar merefleksi, maupun belajar menempuh
penilaian yang sebenarnya.
(6)
Siswa
merasakan lebih bermakna ketika mengalami sendiri tahapan-tahapan yang yang
sebenarnya
Selain diperoleh beberapa
keterangan di atas, juga diperoleh hasil penilaian guru terhadap aktivitas
belajar siswa yang menyerminkan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran.
Hasil penilaian tersebut diuraikan pada bagian observasi.
3.
Observasi dan Hasil Evaluasi Siklus II
Selama kegiatan belajar mengajar
menulis surat resmi sedang berlangsung, penulis mengadakan observasi terhadap
aktivitas guru dan siswa. Selain itu, juga diperoleh hasil evaluasi siklus II.
Adapun rincian hasil observasi dan evaluasi siklus II, sebagai berikut.
1)
Aktivitas
guru dalam kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menggunakan
pendekatan kontekstual pada siklus II,
sudah tergolong baik dengan skor 42 atau 91,36%, sedangkan skor idealnya adalah
44. Hal ini terjadi karena langkah-langkah pengelolaan kegiatan belajar
mengajar siklus II sudah hampir mencapai tarap optimal.
2)
Aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan
kontekstual pada siklus II, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 3
Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II
No.
|
Nama
Siswa
|
Aktivitas Belajar
|
Jumlah
|
Nilai
|
||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
||||
1
|
Agung Surya
|
3
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
14
|
8.75
|
2
|
Ai Yuningsih
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
3
|
2
|
13
|
8.13
|
3
|
Amirudin
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
4
|
Apan Nurjamil
|
1
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
3
|
14
|
8.75
|
5
|
Dadan Ramdani
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
6
|
Dede Muis
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
7
|
Dede. S. H
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
8
|
Ela Atmia P
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
9
|
Fitri Handayani
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
10.
|
Isep Rizki P
|
2
|
4
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
14
|
8.75
|
11.
|
Mamat Sandi
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
12.
|
Nana Noviana
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
13.
|
Nurhalimah
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
14.
|
Rahmat Iskandar
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
15.
|
Neni Nurlela
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
16.
|
Risa Mulyana
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
17.
|
Rosalina
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
18.
|
Sumarsih
|
2
|
3
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
19.
|
Taufikurohman
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
20.
|
Yudistira
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
21.
|
Reza Mulyana
|
4
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
15
|
9.38
|
22.
|
Desi Desmayanti
|
2
|
3
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
23.
|
Suryadi
|
2
|
3
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
15
|
9.38
|
24.
|
Sri Handayani
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
25.
|
Sri Susanti
|
2
|
1
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
26.
|
Tian Maulana
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
27.
|
Tri Puji Lestari
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
15
|
9.38
|
28.
|
Tuti Nurhayati
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
29.
|
Wartikah
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
30.
|
Yani Suryani
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
31.
|
Zulfa Alawiyah
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
424
|
265.08
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
13.68
|
8.56
|
Keterangan:
A : Belajar
Mengonstruksi
B : Belajar Berinkuiri
C : Belajar Bertanya
D : Belajar Bekerjasama
E : Belajar dari Model
F : Belajar Merefleksi
G: Belajar Authenthic Assessment
Skor 1: kurang
Skor 2: sedang
Skor 3: baik
Skor 4: sangat baik
Perolehan nilai rata-rata proses belajar pada siklus dua adalah 8.56. Siswa
yang mendapat nilai 8.13 ada 13 orang (41.94%), siswa yang mendapat nilai 8.75
ada 15 orang (48.39%), siswa yang mendapat nilai 9.38 ada 3 orang (9.68%).
3)
Hasil
belajar siswa yang diperoleh melalui evaluasi pembelajaran menulis surat resmi
dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada siklus II, seperti tertuang pada
tabel berikut.
Tabel 6
Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa
pada Siklus II
No.
|
Nama
Siswa
|
Kriteria Penilaian
|
Jmlh
|
Nilai
Akhir
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||||
1
|
Agung Surya
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
2
|
Ai Yuningsih
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
3
|
Amirudin
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
4
|
Apan Nurjamil
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
5
|
Dadan Ramdani
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
6
|
Dede Muis
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
7
|
Dede. S. H
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
8
|
Ela Atmia P
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
9
|
Fitri Handayani
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
10.
|
Isep Rizki P
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
11.
|
Mamat Sandi
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
12.
|
Nana Noviana
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
13.
|
Nurhalimah
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
14.
|
Rahmat Iskandar
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
15.
|
Neni Nurlela
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
16.
|
Risa Mulyana
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
17.
|
Rosalina
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
18.
|
Sumarsih
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
19.
|
Taufikurohman
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
20.
|
Yudistira
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
21.
|
Reza Mulyana
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
22.
|
Desi Desmayanti
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
23.
|
Suryadi
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
24.
|
Sri Handayani
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
25.
|
Sri Susanti
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
26.
|
Tian Maulana
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
27.
|
Tri Puji Lestari
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
28.
|
Tuti Nurhayati
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
29.
|
Wartikah
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
30.
|
Yani Suryani
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
31.
|
Zulfa Alawiyah
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
Jumlah
|
93
|
85
|
65
|
62
|
1525
|
254,11
|
|
Rata-rata
|
12
|
10,96
|
8,38
|
8
|
49,19
|
8,2
|
Keterangan:
A: Memahami surat resmi dengan bahasa yang
baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.
B:
Menulis surat resmi dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan
penggunaan ejaan.
C:
Mencatat informasi penting yang terdapat dalam surat resmi dengan bahasa yang
baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.
D:
Kejelasan surat resmi yang ditulis
Skor 1:
kurang
Skor 2:
Sedang
Skor 3:
Baik
Perolehan nilai
rata-rata hasil belajar siswa pada siklus dua adalah 8.2. Siswa yang mendapat
nilai 7,5 ada 8 orang (25.81%), siswa yang mendapat nilai 8.33 ada 20 orang
(64.52%), siswa yang mendapat nilai 9.17 ada 3 orang (9.67%).
4. Refleksi (Reflecting)
Adapun keberhasilan
dan kegagalan yang terjadi pada siklus II, sebagai berikut.
1)
Guru
sudah mampu mengelola kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi berdasarkan
langkah-langkah pendekatan kontekstual . Porelahan nilai rata-rata aktivitas
guru, adalah 87.
2)
Seluruh
siswa mampu menempuh proses belajar menulis surat resmi berdasarkan langkah-langkah
pendekatan kontekstual. Oleh karena itu perolehan rata-rata nilai proses
belajar siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I, yaitu 8,56.
3) Hasil evaluasi pada siklus II mencapai rata-rata nilai 8,2.
4) Seluruh siswa memperoleh nilai lebih dari kriteria ketuntasan minimal
(KKM).
Oleh karena pada
siklus II seluruh siswa sudah dinyatakan mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM), maka penelitian tindakan kelas berakhir sampai siklus II.
b. Pembahasan
Pembahasan
terhadap hasil penelitian ini sangat penting. Dengan membahas hasil penelitian
akan diperoleh suatu jawaban guna menjawab pertanyaan pada rumusan masalah
penelitian ini. Selain itu, efektivitas perlakuan (treatement) yang diterapkan pun dapat diketahui. Perlakuan dimaksud,
yaitu pendekatan kontekstual. Penerapan model pembelajaran ini untuk mengatasi
masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran menulis surat
resmi.
Pembelajaran
menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual dilaksanakan
dalam dua siklus. Sebelum guru dan siswa melaksanakan pembelajaran menulis
surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, mereka tidak berhasil
mencapai tujuan yang diharapkan, baik dari proses belajar siswa maupun hasil
belajarnya memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan.
Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi ajar. Hal ini
disebabkan oleh cara yang dilakukan guru kurang menyenangkan mereka. Akibatnya,
hasil belajar mereka kurang memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan, yaitu 7,5. Siswa yang berhasil memenuhi tuntutan ini ada 12 orang.
Selebihnya dari mereka (19 orang siswa), perolehan hasil belajarnya kurang dari
kriteria.
Berbeda
dengan proses dan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis
surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang dilaksanakan dalam
dua siklus. Pada siklus I, proses belajar siswa lebih bermakna dan hasil
belajarnya pun mengalami peningkatan. Kebermaknaan proses belajar siswa pada
siklus I disebabkan oleh langkah-langkah pembelajaran kontekstual, yaitu
belajar mengonstruksi (constructivism),
belajar berinkuiri (inquiry), belajar
bertanya (questioning), belajar
bekerja sama (community learning),
belajar melalui model (modeling),
belajar merefleksi (reflecting), dan
belajar dinilai yang sebenarnya (authentic
assessment). Dampak dari proses
belajar ini, seluruh siswa mengalami perubahan hasil belajar. Meski tidak
seluruh siswa memperoleh nilai yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal
(KKM), namun tetap ada peningkatan yang berarti. Siswa yang mencapai ketuntasan
belajar di siklus I sebanyak 23 orang. Oleh karena pada siklus I masih terdapat
siswa yang belum mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru
dan siswa merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis surat resmi siklus
II dengan menggunakan pendekatan kontekstual .
Pada
siklus II pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan
kontekstual terjadi lagi perubahan yang diharapkan, baik dalam proses maupun
hasil belajar siswa. Proses belajar pada siklus II dirasakan siswa lebih
menyenangkan, baik saat mengonstruksi maupun saat menempuh langkah-langkah
kontekstual lainnya. Itu sebabnya, hasil belajar seluruh siswa pada siklus II
lebih baik daripada siklus I. Selain itu, pada siklus II tidak ditemukan lagi
adanya siswa yang memperoleh nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, baik itu menyangkut
proses maupun hasil belajar siswa setelah mengikuti dua siklus pembelajaran
menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, dapat ditunjukkan
melalui grafik berikut.
Grafik 1
Nilai Proses dan
Hasil Belajar Siswa
![]() |
Akan
perjadinya perubahan ke arah yang lebih baik pada proses dan hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan
pendekatan kontekstual , tidak lepas dari dukungan teoretik yang telah
menginspirasi penulis untuk menerapkan model pembelajaran ini. Menurut Sanjaya
(2005: 43), sebagaimana tertulis berikut “Pembelajaran kontekstual adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata, sehingga mendorongnya untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan yang sebenarnya”.
Demikian
pun menurut Sukmadinata (2004: 63) “Pembelajaran kontekstual merupakan suatu
sistem atau pendekatan pembelajaran yang bersifat holistik (menyeluruh),
terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait, apabila dilaksanakan
masing-masing akan memberikan dampak sesuai dengan peranannya”.
Adapun karakteristik dari pendekatan kontekstual ,
sebagaimana dikemukakan Saud (2008: 163) berikut ini.
1. Dalam pembelajaran kontekstual pembelajaran merupakan proses pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada. Artinya, apa yang akan dipelajari tidak lepas dari
pengetahuan yang dipelajari. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa,
adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan
menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara deduktif. Artinya,
pembelajaran dimulai dengan cara mempelajari secara keseluruhan, kemudian
memperhatikan detailnya.
3. Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk
dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta
tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan
tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.
4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan dan
pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa,
sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
5. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini
dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan
strategi.
Karakteristik di atas harus terimplementasikan dalam setiap asas pendekatan
kontekstual. Asas-asas dimaksud sudah dilaksanakan dalam pembelajaran munulis surat
resmi siklus I dan siklus II. Ada tujuh asas dalam pendekatan kontekstual.
Ketujuh asas tersebut disebutkan Saud (2008: 168), yaitu “(1) konstruktivisme; (2)
inkuiri; (3) bertanya; (4) masyarakat belajar; (5) pemodelan; (6) refleksi; dan
(7) penilaian nyata”.
G. Simpulan dan Saran
a.
Simpulan
Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut. Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa baik
proses maupun hasil dalam pembelajaran
menulis surat resmi pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2009/2010.
Perolehan
nilai rata-rata proses belajar siswa pada siklus I adalah 7,83.
Adapun perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I, yaitu 7,63.
Perolehan nilai rata-rata proses belajar siswa pada siklus II adalah 8,56.
Adapun perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II, yaitu
8,2.
Dengan bukti di atas, penulis dapat menyatakan bahwa
hipotesis penelitian ini diterima. Artinya, pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis
surat resmi.
b. Saran
Dalam kesempatan ini penulis mencoba menyampaikan
beberapa saran yang terkait dengan penelitian ini.
1. Guru hendaknya selalu inovatif dalam penentuan model-model pembelajaran
yang aktual.
2. Sebaiknya guru selalu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran di dalam
kelas dengan cara-cara inovatif.
3. Sebaiknya guru tidak pelit akan kata pujian kepada siswa yang aktif dan
rajin.
4. Sebaiknya guru mengembangkan wawasan dan potensi dirinya yang berkaitan
dengan tuntutan profesi keguruannya.
5. Sebaiknya sekolah juga berperan sebagai pengembang minat dan bakat siswa
dalam menulis.
6. Agar siswa merasa senang menulis, sebaiknya guru memberi contoh kepada
siswa dengan menghasilkan karya tulis.
7. Sebaiknya koleksi buku-buku perpustakaan sekolah harus diperhatikan
kelengkapan dan keanekaragamannya.
8. Untuk kemajuan prestasi belajar siswa, sebaiknya sekolah bekerja sama
dengan orang tua siswa untuk saling membimbing anak didiknya untuk lebih
berprestasi dalam semua bidang studi.
H. Sumber Rujukan
Akhadiah, Sabarti. 1999.
Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta:Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Darma, dkk. 2007. Manajemen
Prestasi Belajar. Jakarta:Rajawali Press.
Depdiknas. 2006. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Jakarta:Depdiknas.
Hasnun, Anwar.
2006. Pedoman Menulis untuk SMP dan SMA.
Yogyakarta: Pioner.
Heryadi, Dedi.
2008. Metode Penelitian Tindakan Bahasa. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.
Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi
Guru Profesional dalam Menciptakan Pembelajaran. Bandung:Rosda.
…………. 2004. Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Teori dan Implementasi. Bandung: Rosda.
………….. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (Teori dan Implementasi). Bandung: Rosda.
Nasrulloh.
2007. Otonomi Pendidikan dari
Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta:Rajawali Press.
Nurhadi. 2003. Pendekatan
Contextual Teaching and Learning. Malang:IKIP Malang.
Rahmat, Jalaludin. 2004.
Retorika. Bandung:Sinar Baru.
Rusyana, Yus. 1995. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan. Bandung:Algensindo.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Bandung:Prenada.
………….. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung:Prenada.
Saud, S. U. 2008. Inovasi
Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Suherli. 2010. Menyusun Karya Ilmiah. Bandung:Yrama Widya.
Sukidin. 2007. Prosedur dan Implementasi Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta:Depdiknas.
Suryatmaja. 2007. Belajar
Berbahasa. Jakarta:Gramedia.
Tarigan, H.G. 2002. Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Boorientasi Konstruktivisme. Bandung:
Algensindo.