Rabu, 18 Desember 2013

Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam Pembelajaran Menulis Surat Resmi dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual


A.   Judul
Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam Pembelajaran Menulis Surat Resmi dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual
B.   Penulis
Nama       : Ade Juariah, S.Pd.SD
Jabatan    : Guru Kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya
No. Hp      : 085221760834
C.   Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: Aktivitas dan Hasil Belajar, Pembelajaran Menulis Surat Resmi, Pendekatan Kontekstual
Penelitian ini bermula dari adanya kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran menulis surat resmi pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya. Sebagian besar dari siswa di kelas ini hasil belajarnya kurang mencapai harapan, yang disebabkan oleh aktivitas belajar mereka kurang bermakna. Semua ini disadari guru lebih disebabkan oleh pengelolaan KBM. Salah satu faktor yang diyakini telah memberi dampak pada hal itu, yakni penggunaan pendekatan. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan pendekatan kontekstual. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan pendekatan ini, maka dilakukan penelitian tindakan kelas. Siklus perbaikan yang sudah ditempuh sebanyak dua siklus. Setelah dilakukan serangkaian kegiatan yang telah direncanakan, hasilnya menunjukkan adanya peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya.
D.   Pendahuluan
  1. Latar Belakang Masalah
           Proses pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VI SD lebih kompleks daripada di kelas sebelumnya. Untuk itu tentunya menuntut perhatian lebih dari guru yang mengampu mata pelajaran ini. Salah satu dari rentetan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa pada kelas ini, adalah “Menulis surat resmi  berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku” (Depdiknas, 2006:32). Memenuhi kemampuan ini tidaklah mudah bagi sebagian besar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya. Hal ini terbukti dari hasil unjuk kerja siswa banyak mengalami kesalahan, terutama dalam memenuhi tuntutan indikator kemampuan menulis surat resmi  dengan menggunakan bahasa baku. Dari 40 orang siswa yang dinyatakan cukup mampu memenuhi tuntutan ini, adalah 11 orang siswa atau mencapai 4,4%. Sementara itu selebihnya dari mereka (29 orang siswa (96,4%)) dinyatakan kurang mampu.
1
 
         Pada saat proses pembelajaran menulis surat resmi  sedang berlangsung guru dan siswa merasakan hal yang sama, yakni iklim pembelajaran tidak berlangsung dalam konteks yang diharapkan. Iklim pembelajaran dimaksud bukan saja tidak kondusif tetapi juga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengalami sendiri setiap tuntutan yang diinginkan. Dalam pada itu, terefleksi pula pusat perhatian guru bukan ke proses belajar siswa melainkan pada tersampaikannya materi ajar dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Model pembelajaran seperti ini jelas tidak tepat guna mengantarkan siswa untuk sampai di tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran menulis surat resmi . Itu sebabnya potensi siswa dalam menulis surat resmi , kurang berkembang.
          Masalah tersebut tidak baik jika terus dibiarkan. Selain akan menghambat perkembangan kompetensi siswa dalam memenuhi tuntutan ini juga akan berdampak pada pengembangan kompetensi menulis lainnya. Upaya untuk mengatasinya digunakan pendekatan kontekstual . Tepat atau tidaknya perlakuan (treatement) ini untuk mengatasi masalah tersebut tentunya perlu dibuktikan. Atas dasar itu yang telah mendorong kepada penulis untuk melakukan perbaikan pembelajaran ini melalui prosedur penelitian tindakan kelas (action research classroom).    
  1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil refleksi awal terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat resmi , diperoleh adanya permasalahan sebagai berikut.
1.    Aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Sukajaya pada saat mengikuti proses pembelajaran menulis surat resmi , belum menunjukkan aktivitas belajar yang diharapkan, yakni siswa belajar secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
2.    Sebagain besar siswa kelas V SD Negeri 2 Sukajaya, hasil belajarnya dalam pembelajaran menulis surat resmi  kurang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah.
3.    Guru kurang memfasilitasi, memotivasi, membimbing, dan mengarahkan siswa pada proses belajar yang diharapkan. Kondisi seperti ini lebih disebabkan oleh kebiasaan pengelolaan pembelajaran lebih ditujukan pada tercapainya target penyajian materi ajar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pengelolaan pembelajaran secara kontekstual, masih belum diberdayakan secara fungsional.
4.    Pemahaman guru terhadap pengelolaan proses pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan kontekstual, masih rendah.  
  1. Cara Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi setiap permasalahan di atas, tidak ada cara lain kecuali pembelajaran menulis surat resmi  di kelas V SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis harus dikelola berdasarkan pendekatan kontekstual. Tentunya untuk itu, guru harus menguasainya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga upaya menindaklanjuti hasilnya secara profesional. Pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang ditujukan agar siswa mengalami sendiri proses yang diinginkan dalam pembelajaran menulis surat resmi . Bermula dari belajar mengonstruksi, bertanya, meniru model, hingga belajar bersama dalam kelompok kecil, siswa akan beroleh suatu kemampuan dalam memenuhi setiap tuntutan. Langkah selanjutnya, siswa belajar merefleksi sendiri apakah setiap tuntutan yang diinginkan dalam pembelajaran sudah dapat dipenuhinya dengan baik atau belum. Di akhir kegiatan pembelajaran, dilakukan kegiatan penilaian authentic (penilaian nyata), yang ditujukan untuk mengetahui perubahan kemampuan siswa dalam memenuhi tuntutan pembelajaran setelah digunakan pendekatan kontekstual.
Penggunaan pendekatan kontekstual guna mencapai tujuan di atas, tentunya tidak serta merta dalam satu kali pertemuan akan membawa pada perubahan yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis surat resmi . Oleh karena itu, penerapannya direncanakan dalam dua atau tiga siklus, hingga diperoleh suatu kondisi yang diharapkan. Besar harapan melalui upaya ini, diperoleh suatu perubahan ke sisi positif, baik terhadap kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran maupun pada sisi siswa dalam memenuhi setiap tuntutan.   
  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan cara pemecahan masalah di atas, apa yang menjadi pokok masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.    Bagaimana langkah-langkah menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis surat resmi  agar dapat mengantarkan siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya pada tujuan yang diinginkan?
2.    Apakah ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat resmi  setelah digunakan pendekatan kontekstual?
  1. Tujuan Penelitian
Seca umum, penelitian ini ditujukan untuk memperbaiki kinerja guru dan siswa kelas V SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat resmi . Adapun tujuan secara khususnya, yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.    langkah-langkah menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis surat resmi  agar dapat mengantarkan siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya pada tujuan yang diinginkan;
2.    peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat resmi  setelah digunakan pendekatan kontekstual.
  1. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, baik bagi guru dan siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya, maupun pihak lain yang terlibat secara langsung atau tidak langsung, lebih kurangnya sebagai berikut.
1.    Secara Teoretis
Secara teoteris, guru pelaksana tindakan, guru yang bertugas sebagai pengamat, dan siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya akan memperoleh pengetahuan baru terkait dengan keterlibatannya masing-masing dalam pembelajaran menulis berdasarkan tuntutan pendekatan kontekstual.
2.    Secara Praktis
          Secara praktis, guru pelaksana tindakan, guru yang bertugas sebagai pengamat, dan siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya akan memperoleh pengalaman yang bersifat implementatif dalam memperbaiki proses pembelajaran menulis surat resmi  yang telah lalu berdasarkan ketentuan pendekatan kontekstual melalui prosedur penelitian tindakan kelas.
  1. Kajian Teori, Kerangka Pikir, dan Hipotesis Tindakan
1.    Hakikat Pembelajaran Menulis di Kelas VI SD Berdasarkan Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
          Hakikat pembelajaran menulis adalah belajar menuangkan ide atau gagasan secara tertulis dengan memperhatikan kaidah tata tertib menulis, baik dari segi kebahasaan maupun ragam tulisan yang diinginkan (Akhadiah, 1999:34). Tuntutan tersebut wajib dipenuhi oleh siapa pun penulisnya, tidak terkecuali peserta didik di kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya. Pembelajaran menulis berdasarkan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SD berorientasi pada setiap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) yang telah dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Salah satu kompetensi dasar dari standar kompetensi menulis yang harus dikuasai siswa  kelas ini tertulis berikut “Mengungkapkan pikiran dan informasi secara tertulis dalam bentuk naskah pidato dan surat resmi (standar kompeten)” dan “Menulis surat resmi dengan memperhatikan pilihan kata sesuai dengan orang yang dituju (kompetensi dasar)”. Tuntutan tersebut harus dipenuhi siswa pada semester 2.
2.    Hakikat Menulis Surat Resmi
Menurut  Suriatmaja (2007) ”Surat resmi  ada yang bersifat resmi dan ada pula yang tidak resmi. Surat resmi  yang bersifat resmi, seperti surat yang ditunjukan kepada intansi tertentu, dan sejenisnya”.
1)      Surat resmi maupun kegiatan surat-menyurat pada dasarnya harus menghindari bentuk-bentuk kesalahan berbahasa, seperti: kesalahan pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, dan kesalahan pemakaian tanda baca. Penulisan surat resmi semestinya cenderung menggunakan bentuk surat resmi Indonesia baru dan bentuk luruh penuh. Hal ini mengacua pada kelaziman pemakaian kedua bentuk surat tersebut dalam tata persuratan.
2)      Kesalahan bahasa surat yang sering terjadi dalam penulisan surat resmi antara lain: a) kesalahan bentuk dan pilihan kata, b) kesalahan penggunaan kalimat surat, c) kesalahan pelesapan salah satu fungsi kalimat dan d) kesalahan penulisan kata kerja (kata dasar maupun kata berimbuhan).
3)      Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam penulisan surat resmi semestinya memperhatikan aspek pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca agar terhindar dari kesalahan-kesalahan. Hal ini penting mengingat kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam surat resmi akan dapat memberi persepsi yang negatif tentang pengirim surat.
3.    Pendekatan Kontekstual
 Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menhadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk meggapinya.
Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut: 1) mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa, 2) memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama, 3) mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaiykan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual, 4) merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka, 5) melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refeksi terhadap rencana pembelajaran dan pelaksanaannya.
Menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki tujuah komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic). Adapaun tujuh komponen tersebut sebagai berikut.
1)    Konstruktivisme (Constructivism)
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuanyang dimilikinya.
2)    Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual Kegiatan menemukan merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, penyimpulan. 
3)    Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual.
4)    Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.
5)    Pemodelan (Modeling)
Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.
6)    Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
7)    Penilaian yang Sebenarnya ( Authentic Assessment)
Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.
  1. Kerangka Berpikir
Agar proses pembelajaran menulis surat resmi berdasarkan langkah-langkah pendekatan kontesktual dapat berlangsung dengan baik, harus didukung oleh perencanaan yang matang. Demikian pun dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak boleh keluar dari prosedur KBM yang telah direncanakan. Hal yang tidak kalah pentingnya dari itu adalah mengevaluasi kemampuan siswa, sesuai dengan teknik penilaian yang telah direncanakan. Hasilnya, bukan saja dijadikan tolok ukur untuk melihat peningkatan siswa dari segi kompetensinya tetapi juga sebagai umpan balik untuk tindakan ke depan.   Dalam kaitannya dengan upaya tersebut, Dunkin dan Bidlle (dalam Suherli, 2001: 69) mengemukakan “Apabila guru bermaksud ingin memperbaiki proses dan hasil pembelajaran, maka dapat menempuh alur penelitian tindakan reflektif”. Mengenai alur tersebut, Dunkin dan Bidlle (dalam Suherli, 2001: 69) menggambarkan seperti pada bagan berikut.     
        Variabel Input                            Variabel  Proses         Variabel Output


 














  1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah, kajian teori, dan kerangka pikir di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat resmi meningkat setelah digunakan pendekatan kontekstual”.
E.   Metodologi Penelitian
  1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis pada tahun pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 37 orang.
  1. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini mengikuti jadwal rutin mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya pada semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. Waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya penelitian ini selama dua minggu pada bulan Maret. Minggu pertama digunakan untuk siklus I., sedangkan minggu kedua digunakan untuk silus II.
Tempat berlangsungnya penelitian ini di kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
  1. Metode Penelitian
Heryadi (2008:41) menyatakan metode penelitian adalah cara melaksanakan penelitian yang telah direncanakan berdasarkan pendekatan yang dianut. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dalam penelitian ini digunakan metode penelitan tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu perbaikan pengelolaan proses pembelajaran, dengan prosedur menempuh empat tahapan berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi/pengamatan, dan (4) refleksi.  
d.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelirtian ini adalah tes, observasi, wawancara dan diskusi.
  1. Tes dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar yang menunjukkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis surat resmi.
  2. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas belajar siswa dalam menulis surat resmi dan aktivitas melalui model pembelajaran konstektual.
  3. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang penggunaan model pembelajaran konstektual.
e.    Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) pedoman observasi; (2) RPP; (3)  pedoman tes; (4) pedoman wawancara.
f.     Sumber Data Penelitian
Sumber data peneltian ini adalah pembelajaran menulis surat resmi di kelas kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dengan menggunakan pendekatan kontekstual, yang dilaksanakan dalam dua siklus.
g.    Desain Penelitian
Menurut Heryadi (2008 : 58) proses penelitian tindakan kelas terjadi dalam beberapa siklus kegiatan, yang setiap siklusnya meliputi tahapan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), melakukan refleksi (reflection), dan seterusnya samapai dicapai kualitas pembelajaran dan hasil belajar yang diinginkan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini, sebagaimana digambarkan Heryadi (2008 : 65) berikut.
h.    Pengolahan dan Analisis Data
Setelah selesai penelitian dilaksanakan penulis akan mengolah data dan menganalisis data penelitian. Dalam mengolah data penelitian akan mengacu pada kriteria penilaian yang berlaku saat ini. Penulis menganalisis data penelitian ini dengan mempresentasikan hash belajar dan hasil proses belajar siswa.
Langkah-langkah mengolah dan menganalisis data penelitian ini adalah:
  1. Mengklasifikasikan data
  2. Mengkoding data
  3. Menganalisis dan mepresentasikan data
  4. Menafsirkan data
  5. Menjelaskan dan membuat kesimpulan
Penulis memberikan penilaian pada proses belajar siswa dengan menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut.

No.
Kriteria Penilaian
Skor
Bobot
1
Keaktifan
a. sangat aktif
b. cukupaktif
c. kurangaktif
d. tidakaktif

4
3
2
1
5
2
Kesungguhan
a. sangat bersungguh-sungguh
b. cukup bersungguh-sungguh
c. kurang bersungguh-sungguh
d. tidak bersungguh-sungguh
4
3
2
1
5
3
Partisipasi
a. sangat berpartisipasi
b. cukup bertartisipasi
c. kurang bertartisipasi
d. tidak bertartisipasi
4
3
2
1
5

Skor maksimum   = 60
Nilai perolehan     = skor perolehan (skor x bobot)
Skor Maksimum
Keterangan :
0 - 71                  : Cukup baik
72 - 85                : Baik
86 - 100              : Sangat baik

Untuk penilaian pada hasil belajar menulis surat resmi  siswa, penulis menggunakan kriteria penilaian sebagal berikut.
No.
Kriteria Penilaian
Skor
Bobot
1
Kelengkapan struktur surat resmi
a. lengkap
b. kurang Iengkap
c. tidak Iengkap


3
2
1
3
2
Keefektifan kalimat
a efektif
b kurang efektif
c tidak efektif

3
2
1
3
3
Pilihan kata
a. tepat
b. kurang tepat
c. Tidak tepat

3
2
1
3
4
tata tulis/ejaan
1) tepat
2) kurang tepat
3) tidak tepat

3
2
1
3
 Skor maksimum      = 60
 Nilai perolehan       = skor perolehan (skor x bobot)
                                          Skor Maksimum
 Keterangan :
0 - 71                    : Cukup baik
72 - 85                  : baik
86   – 100               : sangat baik
F.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.    Hasil Penelitian
a)    Deskripsi Siklus I
1.    Perencanaan Tindakan
Adapun rincian kegiatan yang ditempuh selama itu, sebagai berikut.
1)    Guru pelaksana tindakan dan rekan sejawat melakukan analisis terhadap kurikulum untuk megetahui lebih jelas tuntutan kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang menjadi target minimal capaian pembelajaran menulis surat resmi pada semester 2.
2)    Guru pelaksana tindakan dan rekan sejawat menyusun instrumen yang diperlukan dalam pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Instrumen dimaksud, antara lain:
(1)  rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual  untuk siklus I;
(2)  lembar kerja siswa;
(3)  lembar soal dan lembar jawaban;
(4)  lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dan siswa.
2.    Pelaksanaan Tindakan
1)    Kegiatan Awal
Kegiatan awal, berlangsung selama 15 menit. Mengawali kegiatan pembelajaran menulis surat resmi, guru mengadakan apersepsi dengan cara mengingatkan siswa pada materi ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Untuk mengetahui daya ingat siswa terhadap materi ajar tersebut, guru mengajukan pertanyaan berikut “Siapa di antara kalian yang masih mengingat sistematika surat resmi?”. Salah seorang siswa yang duduk paling depan mengangkat tangannya, tandanya ia ingin memberikan jawaban. Silakan Sri, kata Pak guru. Sri memberi jawaban sebagai berikut “Surat resmi terdiri atas: (1) kepala surat; (2) tanggal surat; (3) nomor surat; (4) lampiran surat; (5) hal surat; (6) sifat surat; (7) alamat; (8) salam dan kalimat pembuka; (9) isi surat; dan (10) tembusan surat”. Benar sekali jawabanmu, Sri. Beri tepuk tangan yang meriah agar suasana belajar lebih bergairah, kata Bu guru. Seluruh siswa bertepuk tangan sebagai tanda penghargaan kepada Sri dan guna memotivasi diri.
Selesai kegiatan apersepsi, guru menjelaskan tujuan yang harus dicapai dan cara untuk mencapainya. Pusat perhatian seluruh siswa tertuju pada penjelasan guru. Mengakhiri kegiatan awal, guru memotivasi siswa dengan pesan-pesan berikut “Siapa saja yang belajar dengan giat dan sungguh-sungguh, ia akan berhasil mencapai tujuan. Oleh karena itu, marilah kita belajar meresfon isi pesan ini dengan sebaik-baiknya”
2)    Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti, berlangsung selama 45 menit. Mengawali kegiatan inti, guru membentuk beberapa kelompok kecil yang terdiri atas 4 orang siswa. Setelah kelompok yang diharapkan terbentuk, guru memberikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat contoh atau pemetaan surat resmi yang ditandai dengan beberapa nomor. Hal ini sengaja dilakukan guru agar siswa belajar mengonstruksi bagian-bagian surat resmi.
Tampak, seluruh perhatian siswa pada contoh tersebut. Dalam pada itu, siswa mendapat instruksi dari guru agar menentukan nomor-nomor tersebut berarti apa dalam bagian surat resmi. Upaya ini cukup berhasil membangun pemahaman awal siswa terhadap bagian-bagian surat resmi.
Selain itu, dapat dinyatakan pula bahwa siswa sedang belajar memecahkan masalah sebagai tahap awal dalam proses berinkuiri.
Kepada seluruh siswa guru memberi kesempatan untuk bertanya atau saling bertanya jawab.
Selesai kegiatan mengonstruksi, inkuiri, dan tanya jawab, guru memperlihatkan contoh-contoh surat resmi. Proses belajar siswa dari contoh-contoh tersebut cukup menambah pemahamannya terhadap surat resmi yang benar. Hal ini terbukti pada saat siswa dituntut untuk merefleksi surat resmi yang belum benar, sebagian besar mampu memperbaikinya. Dengan demikian, secara tidak terasa oleh siswa sebenarnya mereka sedang dalam konteks penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).
3)    Kegiatan Akhir
Tiba dipenghujung akhir pembelajaran menulis surat resmi, guru dan siswa bersinergi menempuh langkah-langkah berikut. Guru dan siswa bersama-sama mengambil simpulan dari apa yang baru saja dipelajari. Untuk lebih memahamkan siswa pada materi ajar, guru memberikan bahan penugasan untuk diselesaikan secara individu, di rumah. Kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung selama 10 menit. Waktu yang tersisa dari keseluruhan, lebih kurang 20 menit. Hal ini sengaja untuk digunakan mengevaluasi kemampuan siswa.  Evaluasi pun berlangsung dengan tertib, tentunya karena adanya pengawasan secara ketat dari guru. Mengakhiri kegiatan pembelajaran menulis surat resmi pada siklus I, guru dan siswa menutupnya dengan do’a.      
3.    Observasi dan Hasil Evaluasi Siklus I
         Selama kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi sedang berlangsung, rekan sejawat mengadakan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa. Selain itu, juga diperoleh hasil evaluasi siklus I. Adapun rincian hasil observasi dan evaluasi siklus I, sebagai berikut.
1)    Aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual  pada siklus I, masih tergolong rendah dengan perolehan skor 27 atau 61,36%, sedangkan skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa mengenai proses belajar berdasarkan langkah-langkah pendekatan kontekstual .
2)    Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual  pada siklus I, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 1
Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
No.
Nama
Siswa

Aktivitas Belajar
Jumlah
Nilai
A
B
C
D
E
F
G
1
Agung Surya
3
2
2
2
1
2
1
13
8.33
2
Ai Yuningsih
2
2
2
2
2
1
1
12
7.5
3
Amirudin
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
4
Apan Nurjamil
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
5
Dadan Ramdani
2
3
3
2
1
1
1
13
8.13
6
Dede Muis
2
2
3
2
2
1
1
13
8.13
7
Dede. S. H
2
2
2
2
1
2
1
12
7.5
8
Ela Atmia P
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
9
Fitri Handayani
2
2
3
2
1
1
2
13
8.13
10.
Isep Rizki P
1
2
3
2
1
1
2
12
7.5
11.
Mamat Sandi
2
2
2
2
1
2
2
13
8.13
12.
Nana Noviana
2
2
1
1
2
2
2
12
7.5
13.
Nurhalimah
3
2
2
2
1
2
1
13
8.13
14.
Rahmat Iskandar
1
3
1
2
1
2
2
12
7.5
15.
Neni Nurlela
1
2
3
1
2
2
1
12
7.5
16.
Risa Mulyana
2
2
2
2
1
1
2
12
7.5
17.
Rosalina
2
2
2
1
2
2
2
13
8.13
18.
Sumarsih
2
2
1
2
1
2
2
12
7.5
19.
Taufikurohman
2
3
2
1
2
1
1
12
7.5
20.
Yudistira
2
2
2
2
1
2
1
12
7.5
21.
Reza Mulyana
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
22.
Desi Desmayanti
1
2
3
2
1
1
2
12
7.5
23.
Suryadi
2
3
3
2
1
2
1
14
8.75
24.
Sri Handayani
2
2
2
1
1
2
1
11
6.9
25.
Sri Susanti
2
2
1
2
1
1
2
12
7.5
26.
Tian Maulana
2
2
3
1
2
1
1
12
7.5
27.
Tri Puji Lestari
1
4
2
2
2
2
2
15
9.38
28.
Tuti Nurhayati
1
2
3
1
2
1
2
12
7.5
29.
Wartikah
2
1
3
2
1
1
2
12
7.5
30.
Yani Suryani
1
3
2
1
2
2
1
12
7.5
31.
Zulfa Alawiyah
2
1
3
2
1
1
2
12
7.5
Jumlah







388
242,58
Rata-rata







12.52
7.83
Keterangan:
A : Belajar Mengonstruksi
B : Belajar Berinkuiri
C : Belajar Bertanya
D : Belajar Bekerjasama
E : Belajar dari Model
F : Belajar Merefleksi
G: Belajar Authenthic Assessment
           Perolehan nilai rata-rata proses belajar pada siklus satu adalah 7.83. Siswa yang mendapat nilai 6.9 ada satu orang (3.23%), siswa yang mendapat nilai 7.5 ada 17 orang (54.83%), siswa yang menda[at nilai 8.13 ada 10 orang (32,26%), siswa yang mendapat nilai 8.75 ada 2 orang (6.45%), siswa yang mendapat nilai 9.38 ada 1 orang (3.23%). Selanjutnya perlu penulis jabarkan pula perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus satu pada tabel berikut ini.
3)    Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui evaluasi pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual  pada siklus I, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 2
Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No.

Nama
Siswa
Kriteria Penilaian

Jmlh
Nilai
Akhir
A
B
C
D
1
Agung Surya R
3
2
2
2
45
7,5
2
Ai Yuningsih
3
2
2
2
45
7,5
3
Amirudin
3
3
2
2
50
8,33
4
Apan Nurjamil
3
2
2
1
40
6,67
5
Dadan Ramdani
3
2
1
2
40
6,67
6
Dede Muis
3
3
2
2
50
8,33
7
Dede. S. H
3
2
2
2
45
7,5
8
Ela Atmia P
3
2
2
2
45
7,5
9
Fitri Handayani
3
2
2
2
45
7,5
10.
Isep Rizki P
3
2
2
1
40
6,67
11.
Mamat Sandi
3
3
2
2
50
8,33
12.
Nina Noviana
3
3
2
2
50
8,33
13.
Nurhalimah
3
2
2
1
40
6,67
14.
Rahmat Iskandar
3
3
2
2
50
8,33
15.
Reni Nurlela
3
2
1
2
40
6,67
16.
Risa Mulyana
3
2
2
2
45
7,5
17.
Rosalina
3
1
2
2
40
6,67
18.
Sumarsih
3
3
2
2
50
8,33
19.
Taufikurohman
3
2
2
2
45
7,5
20.
Yudistira
3
2
2
2
45
7,5
21.
Reza Mulyana
3
3
2
2
50
8,33
22.
Desi Desmayanti
3
2
1
2
40
6,67
23.
Suryadi
3
3
2
2
50
8,33
24.
Sri Handayani
3
2
1
2
40
6,67
25.
Sri Susanti
3
3
2
2
50
8,33
26.
Tian Maulana
3
2
2
2
45
7,5
27.
Tri Puji Lestari
3
3
3
2
55
9,17
28.
Tuti Nurhayati
3
2
2
2
45
7,5
29.
Wartikah
3
2
2
2
45
7,5
30.
Yani Suryani
3
3
2
2
50
8,33
31.
Zulfa Alawiyah
3
3
2
2
50
8,33
Jumlah
465
365
295
295

236,6
Rata-rata
15
11,78
9,52
9,52

7,63
                                    Keterangan:
  A: Memahami surat resmi dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.
B: Menulis surat resmi dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.
C: Mencatat informasi penting yang terdapat dalam surat resmi dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.
D: Kejelasan surat resmi yang ditulis
Skor 1: kurang
Skor 2: Sedang
Skor 3: Baik
               Perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus satu adalah 7.63. Siswa yang mendapat nilai 6.67 ada 8 orang (25.81%), siswa yang mendapat nilai 7.5 ada 11 orang (35.48%), siswa yang mendapat nilai 8.33 ada 11 orang (35.48%), siswa yang mendapat nilai 9.17 ada 1 orang (3.23%).
4.    Refleksi dan Perencanaan Ulang
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I, sebagai berikut.
1)    Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran kontekstual.  Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM mencapai  61,36%.
2)    Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar berdasarkan langkah-langkah pendekatan kontekstual . Mereka merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM hanya mencapai rata-rata nilai 7,83.
3)    Hasil evaluasi pada siklus I mencapai rata-rata nilai 7,63.
4)    Masih ada kelompok yang belum bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini karena anggota kelompok tersebut kurang serius dalam belajar.
5)    Masih ada kelompok yang kurang mampu dalam mempresentasikan hasil kegiatan kelompok.
         Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus 2 dapat dibuat perencanaan sebagai berikut.
1)    Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran.
2)    Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3)    Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).



b)   Deskripsi Siklus II
1.    Perencanaan Tindakan
Sama halnya dengan langkah-langkah yang ditempuh pada tahap menyusun rencana tindakan (planning) siklus I, pada siklus II pun guru dan penulis terlibat dalam kegiatan seperti rincian berikut.
1)    Guru pelaksana tindakan dan rekan sejawat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual  untuk siklus II. Bahan pertimbangan dalam tahap ini adalah hasil refleksi siklus I. Sehingga, pada komponen kegiatan belajar mengajar terdapat perbedaan dengan siklus I, yakni akan dilakukan kegiatan:   
(1)   memotivasi kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran;
(2)   membimbing secara intensif siswa mengalami kesulitan;
(3)   memberi pengakuan atau penghargaan (reward).
2)    Guru pelaksana tindakan dan rekan sejawat menyusun instrumen yang diperlukan dalam pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual  siklus II. Instrumen dimaksud, antara lain:
(1)   lembar kerja siswa;
(2)   lembar soal dan lembar jawaban;
(3)   lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dan siswa.
2.    Pelaksanaan Tindakan
           Pelaksanaan tindakan (acting) siklus II merupakan implementasi kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual  pada siklus II, sesuai dengan rencana. Adapun deskripsi rincian dari kegiatan tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut.
1)    Kegiatan Awal
            Aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan awal berlangsung selama 17 menit. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan cara mengajak siswa untuk mengingat kembali materi ajar yang telah dipelajarinya pada siklus I. Seluruh siswa tampak memenuhi ajakan guru. Bahkan, ada beberapa orang siswa yang berkomunikasi langsung dengan guru. Siswa dimaksud, yaitu Dede Muis, Fitri Handayani, Rahmat Iskandar, Reza Mulyana, Suryadi, dan Tri Puji Lestari. Mereka mengomunikasikan ingatannya tanpa ada kesalahan sedikit pun. Oleh karena itu, guru memberikan pujian yang baik kepada mereka.
          Setelah mengadakan apersepsi, guru menjelaskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa dan cara belajar untuk mencapainya. Adapun ilustrasi penyampaian guru kepada siswa, seperti dikutip berikut “Anak-anak pada hari ini kalian memasuki pembelajaran menulis surat resmi siklus II. Ibu berharap kepada kalian, semoga berhasil mencapai tujuan tujuan yang diharapkan. Agar berhasil mencapainya, kalian hendaknya bersungguh-sungguh dalam mengikuti tahapan belajar yang sebenarnya. Sebelum itu, Ibu ingin bertanya kepada kalian “sanggupkah untuk itu?” Seluruh siswa menjawab “sanggup Bu.” Tanpa membuang waktu, guru menginstruksikan kepada seluruh siswa supaya segera membentuk kelompok belajar seperti pada pembelajaran yang telah lalu (siklus I). Dalam waktu lebih kurang 5 menit, kelompok belajar yang diharapkan sudah terbentuk. Di bawah komando guru, seluruh siswa berdoa dengan khusu. Selesai berdoa, guru menutup kegiatan awal dengan satu pesan berikut “Siapa yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan, yakinlah ia tidak akan merugi, dan bahkan percayalah “Tuhan Yang Maha Kuasa pasti akan menunjukkan ke jalan yang diridhoi-Nya, amin”.  Seluruh siswa tampak tersugesti oleh ungkapan bertuah ini.  
2)    Kegiatan Inti
           Mengawali kegiatan inti,  guru menebar pandangan kepada seluruh siswa. Setelah merasa yakin bahwa seluruh siswanya berkonsentrsi ke depan, barulah guru menjelaskan materi ajar yang meliputi arti surat dinas, bagian-bagian surat resmi, dan contoh-contoh surat resmi yang kurang benar dan sudah benar. Dalam pada itu, tampak tidak ada seorang siswa pun yang kurang memperhatikan.  Upaya ini berhasil membangun pemahaman awal seluruh siswa.  Ini yang dimaksud dengan tahap mengonstruksi pada tahap awal pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Siswa belajar mengonstruksi materi ajar secara bertahap, yaitu mulai dari hal yang sederhana menuju ke hal yang kompleks dan rumit.
          Selesai kegiatan mengonstruksi, guru memberikan problem yang harus dipecahkan siswa secara berkelompok. Problem dimaksud, tidak lain persoalan yang tertuang pada lembar kerja siswa, yaitu surat resmi yang tidak benar. Siswa dituntut untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya hingga memenuhi kriteria surat resmi yang benar. Setelah dinyatakan mampu menemukan masalah dan memecahkannya dengan benar, guru mengajak seluruh untuk mempelajari model surat resmi yang ditulis salah seorang siswa di kelas itu. Cobalah refleksilah, apa bedanya model tersebut dengan surat resmi yang ditulis oleh kalian. Demikian instruksi guru kepada siswa saat belajar merefleksi surat resmi yang tempo hari ditulisnya. Hasil refleksi siswa kemudian dikumpulkan untuk dijadikan bahan penilaian authentic oleh guru.
3)    Kegiatan Akhir
             Kegiatan akhir berlangsung selama 35 menit. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru dan siswa tidak jauh berbeda dengan siklus I. mengawali kegiatan akhir, guru berusaha memahamkan siswa dengan cara memberi simpulan materi ajar yang telah dipelajari. Seluruh siswa menuliskan simpulan tersebut di buku catatan hariannya dengan tertib. Mengakhiri kegiatan akhir, guru mengadakan evaluasi terhadap kemampuan siswa.  Pelaksanaan kegiatan evaluasi pun berlangsung dengan tertib. Akhirnya guru dan siswa menutup pembelajaran dengan do’a.
Guna melengkapi hasil observasi di atas, berikut ini disakikan hasil wawancara rekan sejawat dengan guru dan siswa dengan tujuan untuk memperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut.
(1)   Guru merasa sangat puas atas hasil upayanya yang telah mampu mengubah cara belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
(2)   Guru merasa sangat puas atas hasil upayanya telah membawa siswa pada perubahan proses belajar yang sebenarnya.
(3)   Guru merasa sangat yakin kepada para siswanya akan mengalami perubahan kemampuan setelah menempuh tahapan-tahapan pembelajaran kontekstual.
(4)   Siswa merasa sangat senang pada cara belajar yang baru saja ditempuhnya di siklus II.
(5)   Siswa telah memperoleh pengalaman lebih menarik yang sebelumnya tidak demikian, baik pada saat belajar mengonstruksi, berinkuri, bertanya jawab, belajar meniru model, belajar bekerja sama, belajar merefleksi, maupun belajar menempuh penilaian yang sebenarnya.
(6)   Siswa merasakan lebih bermakna ketika mengalami sendiri tahapan-tahapan yang yang sebenarnya
            Selain diperoleh beberapa keterangan di atas, juga diperoleh hasil penilaian guru terhadap aktivitas belajar siswa yang menyerminkan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran. Hasil penilaian tersebut diuraikan pada bagian observasi.
3.    Observasi dan Hasil Evaluasi Siklus II
         Selama kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi sedang berlangsung, penulis mengadakan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa. Selain itu, juga diperoleh hasil evaluasi siklus II. Adapun rincian hasil observasi dan evaluasi siklus II, sebagai berikut.
1)    Aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual  pada siklus II, sudah tergolong baik dengan skor 42 atau 91,36%, sedangkan skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena langkah-langkah pengelolaan kegiatan belajar mengajar siklus II sudah hampir mencapai tarap optimal.
2)    Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada siklus II, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 3
Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II
No.
Nama
Siswa

Aktivitas Belajar
Jumlah
Nilai
A
B
C
D
E
F
G
1
Agung Surya
3
3
2
2
1
2
1
14
8.75
2
Ai Yuningsih
1
3
1
2
1
3
2
13
8.13
3
Amirudin
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
4
Apan Nurjamil
1
3
2
2
1
2
3
14
8.75
5
Dadan Ramdani
2
1
4
2
1
2
2
14
8.75
6
Dede Muis
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
7
Dede. S. H
3
1
2
2
1
2
2
13
8.13
8
Ela Atmia P
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
9
Fitri Handayani
2
3
2
2
1
2
2
14
8.75
10.
Isep Rizki P
2
4
2
1
2
1
2
14
8.75
11.
Mamat Sandi
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
12.
Nana Noviana
2
2
3
2
1
2
2
14
8.75
13.
Nurhalimah
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
14.
Rahmat Iskandar
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
15.
Neni Nurlela
2
2
3
2
1
2
2
14
8.75
16.
Risa Mulyana
3
2
2
1
2
2
2
14
8.75
17.
Rosalina
2
3
2
1
2
2
2
14
8.75
18.
Sumarsih
2
3
1
2
1
2
2
13
8.13
19.
Taufikurohman
2
2
2
1
1
2
2
13
8.13
20.
Yudistira
2
3
2
2
1
1
2
13
8.13
21.
Reza Mulyana
4
2
2
1
2
2
2
15
9.38
22.
Desi Desmayanti
2
3
1
2
1
2
2
13
8.13
23.
Suryadi
2
3
3
2
2
1
2
15
9.38
24.
Sri Handayani
1
2
3
2
1
2
2
13
8.13
25.
Sri Susanti
2
1
3
2
1
2
2
13
8.13
26.
Tian Maulana
3
2
2
2
1
1
2
13
8.13
27.
Tri Puji Lestari
3
2
3
2
2
1
2
15
9.38
28.
Tuti Nurhayati
2
3
2
1
2
1
2
13
8.13
29.
Wartikah
2
3
2
1
1
2
2
13
8.13
30.
Yani Suryani
1
2
3
2
1
2
2
13
8.13
31.
Zulfa Alawiyah
2
2
3
2
1
1
2
13
8.13
Jumlah







424
265.08
Rata-rata







13.68
8.56
  Keterangan:
 A : Belajar Mengonstruksi
 B : Belajar Berinkuiri
 C : Belajar Bertanya
 D : Belajar Bekerjasama
 E : Belajar dari Model
 F : Belajar Merefleksi
 G: Belajar Authenthic Assessment
 Skor 1: kurang
 Skor 2: sedang
 Skor 3: baik
 Skor 4: sangat baik
            Perolehan nilai rata-rata proses belajar pada siklus dua adalah 8.56. Siswa yang mendapat nilai 8.13 ada 13 orang (41.94%), siswa yang mendapat nilai 8.75 ada 15 orang (48.39%), siswa yang mendapat nilai 9.38 ada 3 orang (9.68%).
3)    Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui evaluasi pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada siklus II, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 6
Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa
pada Siklus II

No.

Nama
Siswa
Kriteria Penilaian

Jmlh
Nilai
Akhir
A
B
C
D
1
Agung Surya
3
 2
    2
2
45
7,5
2
Ai Yuningsih
3
2
2
2
45
7,5
3
Amirudin
3
3
2
2
50
8,33
4
Apan Nurjamil
3
3
2
2
50
8,33
5
Dadan Ramdani
3
3
2
2
50
8,33
6
Dede Muis
3
3
2
2
50
8,33
7
Dede. S. H
3
2
2
2
45
7,5
8
Ela Atmia P
3
2
2
2
45
7,5
9
Fitri Handayani
3
3
2
2
50
8,33
10.
Isep Rizki P
3
3
2
2
50
8,33
11.
Mamat Sandi
3
3
2
2
50
8,33
12.
Nana Noviana
3
3
2
2
50
8,33
13.
Nurhalimah
3
3
2
2
50
8,33
14.
Rahmat Iskandar
3
3
2
2
50
8,33
15.
Neni Nurlela
3
3
2
2
50
8,33
16.
Risa Mulyana
3
2
2
2
45
7,5
17.
Rosalina
3
3
2
2
50
8,33
18.
Sumarsih
3
3
2
2
50
8,33
19.
Taufikurohman
3
3
2
2
50
8,33
20.
Yudistira
3
2
2
2
45
7,5
21.
Reza Mulyana
3
3
2
2
50
8,33
22.
Desi Desmayanti
3
3
3
2
55
9,17
23.
Suryadi
3
3
2
2
50
8,33
24.
Sri Handayani
3
3
3
2
55
9,17
25.
Sri Susanti
3
3
2
2
50
8,33
26.
Tian Maulana
3
2
2
2
45
7,5
27.
Tri Puji Lestari
3
3
3
2
55
9,17
28.
Tuti Nurhayati
3
2
2
2
45
7,5
29.
Wartikah
3
3
2
2
50
8,33
30.
Yani Suryani
3
3
2
2
50
8,33
31.
Zulfa Alawiyah
3
3
2
2
50
8,33
Jumlah
93
85
65
62
1525
254,11
Rata-rata
12
10,96
8,38
8
49,19
8,2
             Keterangan:
  A: Memahami surat resmi dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.
B: Menulis surat resmi dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.
C: Mencatat informasi penting yang terdapat dalam surat resmi dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan.
D: Kejelasan surat resmi yang ditulis
Skor 1: kurang
Skor 2: Sedang
Skor 3: Baik
           Perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus dua adalah 8.2. Siswa yang mendapat nilai 7,5 ada 8 orang (25.81%), siswa yang mendapat nilai 8.33 ada 20 orang (64.52%), siswa yang mendapat nilai 9.17 ada 3 orang (9.67%).
4.     Refleksi (Reflecting)
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus II, sebagai berikut.
1)     Guru sudah mampu mengelola kegiatan belajar mengajar menulis surat resmi berdasarkan langkah-langkah pendekatan kontekstual . Porelahan nilai rata-rata aktivitas guru, adalah 87.
2)     Seluruh siswa mampu menempuh proses belajar menulis surat resmi berdasarkan langkah-langkah pendekatan kontekstual. Oleh karena itu perolehan rata-rata nilai proses belajar siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I, yaitu 8,56.
3)     Hasil evaluasi pada siklus II mencapai rata-rata nilai 8,2.
4)     Seluruh siswa memperoleh nilai lebih dari kriteria ketuntasan minimal (KKM).
           Oleh karena pada siklus II seluruh siswa sudah dinyatakan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka penelitian tindakan kelas berakhir sampai siklus II.
b.    Pembahasan
Pembahasan terhadap hasil penelitian ini sangat penting. Dengan membahas hasil penelitian akan diperoleh suatu jawaban guna menjawab pertanyaan pada rumusan masalah penelitian ini. Selain itu, efektivitas perlakuan (treatement) yang diterapkan pun dapat diketahui. Perlakuan dimaksud, yaitu pendekatan kontekstual. Penerapan model pembelajaran ini untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran menulis surat resmi. 
Pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual dilaksanakan dalam dua siklus. Sebelum guru dan siswa melaksanakan pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, mereka tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, baik dari proses belajar siswa maupun hasil belajarnya memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi ajar. Hal ini disebabkan oleh cara yang dilakukan guru kurang menyenangkan mereka. Akibatnya, hasil belajar mereka kurang memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan, yaitu 7,5. Siswa yang berhasil memenuhi tuntutan ini ada 12 orang. Selebihnya dari mereka (19 orang siswa), perolehan hasil belajarnya kurang dari kriteria.
Berbeda dengan proses dan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I, proses belajar siswa lebih bermakna dan hasil belajarnya pun mengalami peningkatan. Kebermaknaan proses belajar siswa pada siklus I disebabkan oleh langkah-langkah pembelajaran kontekstual, yaitu belajar mengonstruksi (constructivism), belajar berinkuiri (inquiry), belajar bertanya (questioning), belajar bekerja sama (community learning), belajar melalui model (modeling), belajar merefleksi (reflecting), dan belajar dinilai yang sebenarnya (authentic assessment). Dampak dari proses belajar ini, seluruh siswa mengalami perubahan hasil belajar. Meski tidak seluruh siswa memperoleh nilai yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM), namun tetap ada peningkatan yang berarti. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar di siklus I sebanyak 23 orang. Oleh karena pada siklus I masih terdapat siswa yang belum mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru dan siswa merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis surat resmi siklus II dengan menggunakan pendekatan kontekstual .
Pada siklus II pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual terjadi lagi perubahan yang diharapkan, baik dalam proses maupun hasil belajar siswa. Proses belajar pada siklus II dirasakan siswa lebih menyenangkan, baik saat mengonstruksi maupun saat menempuh langkah-langkah kontekstual lainnya. Itu sebabnya, hasil belajar seluruh siswa pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Selain itu, pada siklus II tidak ditemukan lagi adanya siswa yang memperoleh nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). Perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, baik itu menyangkut proses maupun hasil belajar siswa setelah mengikuti dua siklus pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, dapat ditunjukkan melalui grafik berikut.
Grafik 1
Nilai Proses dan Hasil Belajar Siswa


 











Akan perjadinya perubahan ke arah yang lebih baik pada proses dan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan kontekstual , tidak lepas dari dukungan teoretik yang telah menginspirasi penulis untuk menerapkan model pembelajaran ini. Menurut Sanjaya (2005: 43), sebagaimana tertulis berikut “Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorongnya untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan yang sebenarnya”.
Demikian pun menurut Sukmadinata (2004: 63) “Pembelajaran kontekstual merupakan suatu sistem atau pendekatan pembelajaran yang bersifat holistik (menyeluruh), terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait, apabila dilaksanakan masing-masing akan memberikan dampak sesuai dengan peranannya”.
Adapun karakteristik dari pendekatan kontekstual , sebagaimana dikemukakan Saud (2008: 163) berikut ini.
1.       Dalam pembelajaran kontekstual pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada. Artinya, apa yang akan dipelajari tidak lepas dari pengetahuan yang dipelajari. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa, adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2.       Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara deduktif. Artinya, pembelajaran dimulai dengan cara mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
3.       Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.
4.       Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
5.       Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
            Karakteristik di atas harus terimplementasikan dalam setiap asas pendekatan kontekstual. Asas-asas dimaksud sudah dilaksanakan dalam pembelajaran munulis surat resmi siklus I dan siklus II. Ada tujuh asas dalam pendekatan kontekstual. Ketujuh asas tersebut disebutkan Saud (2008: 168), yaitu “(1) konstruktivisme; (2) inkuiri; (3) bertanya; (4) masyarakat belajar; (5) pemodelan; (6) refleksi; dan (7) penilaian nyata”.
G.   Simpulan dan Saran
a.    Simpulan
Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. Pendekatan kontekstual  dapat meningkatkan kemampuan siswa baik proses maupun hasil dalam  pembelajaran menulis surat resmi pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2009/2010.
Perolehan nilai rata-rata proses belajar siswa pada siklus I adalah 7,83. Adapun perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I, yaitu 7,63. Perolehan nilai rata-rata proses belajar siswa pada siklus II adalah 8,56. Adapun perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II, yaitu 8,2. 
Dengan bukti di atas, penulis dapat menyatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Artinya, pendekatan kontekstual  dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat resmi.
b.    Saran
Dalam kesempatan ini penulis mencoba menyampaikan beberapa saran yang terkait dengan penelitian ini.
1.      Guru hendaknya selalu inovatif dalam penentuan model-model pembelajaran yang aktual.
2.      Sebaiknya guru selalu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas dengan cara-cara inovatif.
3.      Sebaiknya guru tidak pelit akan kata pujian kepada siswa yang aktif dan rajin.
4.      Sebaiknya guru mengembangkan wawasan dan potensi dirinya yang berkaitan dengan tuntutan profesi keguruannya.
5.      Sebaiknya sekolah juga berperan sebagai pengembang minat dan bakat siswa dalam menulis.
6.      Agar siswa merasa senang menulis, sebaiknya guru memberi contoh kepada siswa dengan menghasilkan karya tulis.
7.      Sebaiknya koleksi buku-buku perpustakaan sekolah harus diperhatikan kelengkapan dan keanekaragamannya.
8.      Untuk kemajuan prestasi belajar siswa, sebaiknya sekolah bekerja sama dengan orang tua siswa untuk saling membimbing anak didiknya untuk lebih berprestasi dalam semua bidang studi.
H.   Sumber Rujukan
Akhadiah, Sabarti. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta:Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.           Jakarta:Rineka Cipta.
Darma, dkk. 2007. Manajemen Prestasi Belajar. Jakarta:Rajawali Press.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa   Indonesia SMP. Jakarta:Depdiknas.
Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis untuk SMP dan SMA. Yogyakarta: Pioner.
Heryadi, Dedi. 2008. Metode Penelitian Tindakan Bahasa. Tasikmalaya: Universitas         Siliwangi.
Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru Profesional dalam Menciptakan Pembelajaran.    Bandung:Rosda.
………….  2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Teori dan Implementasi. Bandung: Rosda.
………….. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Teori dan Implementasi). Bandung: Rosda.
Nasrulloh. 2007. Otonomi Pendidikan dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta:Rajawali Press.
Nurhadi. 2003. Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Malang:IKIP         Malang.
Rahmat, Jalaludin. 2004. Retorika. Bandung:Sinar Baru.
Rusyana, Yus. 1995. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan. Bandung:Algensindo.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung:Prenada.
………….. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung:Prenada.
Saud, S. U. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Suherli. 2010. Menyusun Karya Ilmiah. Bandung:Yrama Widya.
Sukidin. 2007. Prosedur dan Implementasi Penelitian Tindakan Kelas.
            Jakarta:Depdiknas.
Suryatmaja. 2007. Belajar Berbahasa. Jakarta:Gramedia.
Tarigan, H.G. 2002. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.        Bandung:Angkasa. 
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Boorientasi Konstruktivisme. Bandung: Algensindo.